Selasa, 10 Oktober 2017

Guru SMPN 2 Sidorejo Ikuti Gerak Jalan Napak Tilas Ngunut-Magetan


Di Start Desa Ngunut bersama Kadis Lingkungan Hidup Bp. Bambang
Dalam rangka hari jadinya yang ke-342 Kabupaten Magetan menggelar lomba Gerak Jalan Napak Tilas Rute Ngunut Magetan, even ini  diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 2017. Agenda tahunan ini dikandung maksud untuk mengenang jasa para pemimpin Kabupaten Magetan yang sempat memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Magetan dari Kota Magetan ke pelosok Desa Ngunut Kecamatan Parang yang berjarak kurang lebih 20 km arah selatan Kota Magetan di saat Agresi Belanda sedang berlangsung. Agenda tahunan ini  melibatkan seluruh instansi pemerintah dan lembaga diluar pemerintah. Termasuk diantaranya lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, termasuk masyarakat umum di Kabupaten Magetan.
Menunggu giliran berangkat di depan polsek parng
Rute Gerak jalan ini mengambil Start di depan rumah Mantan sesepuh Desa Ngunut yang dulu merupakan rumah yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Magetan saat Agresi Belanda terjadi. Dengan diawali acara protokoler diantaranya sambutan ketua panitia, sambutan Bupati Sumantri, hingga pemberian sembako kepada warga Desa  Ngunut. Baru acara Gerak jalan dilepas oleh Bupati Sumantri. Penulis sendiri ikut serta dalam rombongan Para pejabat Kabupaten berangkat menuju Kecamatan parang, sekitar 500 orang ikut start dari desa Ngunut. Sepanjang jalan tampak warga desa yang dilalui ikut menyaksikan rombongan gerak jalan ini, suasana desa nampak sangat kental sekali, hijaunya tumbuhan khas pegunungan menambah semaraknya acara ini.
Perjalanan menuju finish di Alun-alun Magetan
Sampai digaris finish tepatnya didepan Kantor Polsek Kecamatan Parang telah menanti ribuan peserta lain yang siap secara setafet untuk diberangkatkan oleh Bupati menuju garis finish di Alun-alun Magetan. Berbagai insatnsi dan lembaga pendidikan nampak tumpah ruah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dengan pakaian seragam yang mencantumkan identitas dari instansinya masing-masing, nampak bersemangat untuk di lepas oleh Bapak Bupati.
Tak terkecuali rombongan dari SMPN 2 Sidorejo, dengan di komandani Ibu Harini dengan diikuti 20 an orang guru dari Sidorejo telah siap-siap untuk berangkat. Dengan nomor urut 005 nampak para guru Sidorejo 2 menunggu antrian dan berbaris rapi dengan semangat yang b erapi-api. Seragam biru yang di pakai mengesankan kekompakan dan rasa percaya diri kuat serta berfikiran cerah atau fres.
Satu...dua ....tiga...siap berangkat ...itulah aba aba yang di perintahkan Panitia saat melepas rombongan SMPN 2 Sidorejo. Dengan langkah yang tegap dan penuh semangat pasukan Serojo siap Go menuju finish di Alun alun Magetan. Sepanjang jalan lautan manusia menyaksikan event yang hanya digelar setahun selali ini. Kesempatan langka yang sayang kalau di tinggalkan. Dukungan penonton yang cukup banyak menambah energi positif terhadap semangat kru Sidorejo 2, Magetan Parang rasanya jarak yang relatif dekat...pingin rasanya finishnya di pindah ke Maospati atau bahkan di madiun.
Istirahat di garis finish
Tak terasa satu setengah jam perjalanan yang ditempuh tibalah rombongan guru-guru di Alun-alun Magetan. Meski perjalanan yang bagi sebagian peserta dirasa melelahkan tapi bagi kami keluarga besar SMPN 2 sidorejo tak seberapa . Apalagi setelah tiba di alun-alun disuguhi hiburan musik dangdut yang cukup menarik, dan ditambah adanya pengundian doorprize  menambah semaraknya suasana. singkat cerita kami semua kompak menyatu mengikuti serangkaian acara yang di gelar di alun-alun....semoga kegiatan semacam ini terus dilestarikan.

Senin, 02 Oktober 2017

Nobar Film G30S / PKI di SMPN 2 Sidorejo

Hari Sabtu Tanggal 30 September 2017 di Laboratorium Multimedia SMPN 2 Sidorejo di bawah komando Pak Gunarko, keluarga besar siswa-siswi dan Guru SMPN 2 sidorejo mengadakan acara Nobar (Nonton Bareng) pemutaran film G30S/PKI. Acara ini dikandung maksud untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa siswi Serojo dengan memutarkan fakta sejarah kebiadaban PKI dengan pemberontakannya pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan peristiwa G30S/PKI. Yang mana pada saat itu PKI dengan biadab menculik dan menyiksa dengan keji tak mengenal peri kemanusiaan para jendral pahlawan revolusi demi memuluskan tujuannya merongrong dan mengganti ideologi Pancasila dengan idiologi Komunis.
Dengan fasilitas LCD sederhana yang dimiliki sekolah dan Laptop yang dimiliki oleh Pak Gunarko tampak anak-anak antusias mengikuti adegan demi adegan dari skenario dalam film tersebut. Sambil berbisik dengan temannya anak-anak memejamkan mata tatkala menyaksikan adekan para Jendral ditembak dengan biadab dan disiksa dengan keji lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di lubang buaya.
Sesekali anak-anak mengusap air mata tanda ikut berduka dan larut dalam setiap adegan dalam film tersebut. Mungkin dalam hati anak-anak tak tega terhadap nasib para korban kebengisan PKI, anak-anak berharap mudah-mudahan kejadian serupa tidak terulang di Indonesia. Bagaimanapun pancasila harga mati, komunis dan faham-faham lainnya yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tidak boleh hidup dan berkembang di Indonesia.
Tak terasa sudah hampir tiga jam anak-anak bersama guru-guru antara lain Ibu Suryani, ibu Anik, Ibu Murtini serta guru-guru yang lainnya menonton acara nobar ini, rasanya waktu 3 jam terasa singkat dan pingin rasanya diputar berulang-ulang film ini untuk menikmatinya, tapi berhubung waktu sudah hampir jam setengah dua, maka dengan di tutup oleh Pak Gunarko maka acara nonton bareng ini disudahi. Semoga nilai-nilai yang terkandung dalam acara nobar ini bisa merasuk kedalam jiwa anak-anak Serojo, dan mereka menjadi generasi yang menghargai jasa pahlawannya dan menjaga keutuhan NKRI, aamiin.